Pelajari Istilah Dasar Dalam Fotografi

Istilah Dasar yang harus di fahami bagi para pemula yang ingin belajar fotografi ,sehingga anda bisa menggunakan kamera secara maksimal dan mendapatkan hasil foto yang memuaskan .

Berikut istilah dasar fotografi :

1.Diagfrahma ,Aperture atau bukaan

Diagfrahma ,Aperture atau biasa di sebut bukaan lensa berfungsi untuk menangkap dan mengatur intensitas cahaya yang masuk kedalam kamera,artinya semakin besar bukaan lensa,maka akan semakin besar cahaya yang akan di tangkap oleh lensa kamera,Diafragma terletak pada lensa dari kamera yang digunakan. Maka, setiap lensa memiliki kemampuan untuk membuka dan menutup diafragma yang berbeda – beda. Misalnya ada lensa 17-50mm f/2.8, maka lensa tersebut bisa membuka “bukaan” nya hingga bukaan 2.8, berbeda dengan lensa 18-55mm f/3.5-5.6, lensa ini hanya bisa membuka bukaannya hingga 3.5.)Semakin besar angka diafragma berarti semakin kecil lubang lensa untuk dilewati cahaya. Diafragma juga mempengaruhi ruang tajam atau biasa yang disebut DOF (Depth Of Field)

2.DOF (Depth Of Field), merupakan ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.dimana dengan diafragma yang besar (angka F kecil) akan didapatkan ruang tajam yang sempit, demikian pula sebaliknya.

3. Shutter Speed (kecepatan rana)

Shutter Speed (kecepatan rana) dalam istilah fotografi adalah angka yang tertera pada kamera. Semakin tinggi angka kecepatan rana (yang tertera pada kamera, yang berarti nilai shutter speed makin kecil karena dinyatakan dalam 1/x) maka akan semakin cepat gerakan buka tutup lensa dan cahaya yang masuk semakin sedikit. Shutter speed berkisar antara 1/4000 detik – 30 detik bahkan ada mode Bulb, yaitu kecepatan rana ditentukan oleh lamanya fotografer menekan tombol shutter

4.ISO

Tingkat sensitivitas pada sensor / film dalam merekam cahaya. Semakin tinggi nilai ISO, semakin banyak cahaya yang dapat terekam oleh sensor. Pada kondisi kurang cahaya, umumnya fotografer harus memasang shutter speed tinggi (angka di kamera kecil) dan WAJIB memakai tripod agar hasil foto tidak blur. Akan tetapi, jika tidak membawa tripod maka ISO harus dipasang setinggi mungkin untuk mem-backup shutter speed. Konsekuensinya, foto akan memiliki noise yang tinggi karena ISO tinggi tadi

5.White Balance

Kalibrasi titik berwarna putih. Warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep “warna putih” menjadi bukan sesuatu yang absolut. Kebanyakan kamera digital dapat diatur untuk memilih warna putih sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan kamera ke obyek berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white balance. Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan menentukan sendiri warna putih yang dimaksud – hal ini disebut automatic white balance dan pemilihan white balance berdasarkan pilihan jenis lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance

 

 

Istilah dalam Fotografi yang wajib anda ketahui

Penting kiranya bagi anda yang memiliki kamera untuk jauh lebih tau tentang fungsi dan istilah istilah dalam fotografi ,yang mungkin akan membuat anda lebih mahir dan pintar dalam menggunakan kamera ,baik kamera pocket maupun DSLR ,sehingga anda bisa menggunakan semua fungsinya dan memaksimalkan hasil foto anda.

 

Berikut ini adalah daftar istilah dalam fotografi:

A

A : Auto, yaitu simbol untuk pilihan fasilitas otomatis. Bila selector diputar ke posisi auto maka bukaan diafragma akan bekerja secara otomatis.
AF :  Auto Focus, yaitu cara kerja kamera yang fokus otomatis tanpa mengharuskan user memutar sendiri penemu fokus (jarak).
AL servo AF : saran pilihan autofocus yang digunakan untuk memotret objek2 bergerak. Biasanya digunakan untuk pemotretan kegiatan olahraga.
Angle of view : sudut pemotretan.
Aperture diafragma :  lubang tempat cahaya masuk kedalam kamera dari lensa keatas film.
Artificial light : cahaya yang sengaja dibuat manusia untuk memotret misalnya lampu kilat, api, dll.
ASA : American Standar Assosiation. Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya sama dengan ISO, hanya saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah amerika.
Auto Program Programed Auto (P) : fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan terprogram secara normal dan high speed (kecepatan tinggi), tergantung pada pemakaian panjang-pendek fokus lensa.

B

Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang datang dari belakang objek. Efek cahaya ini bisa merugikan fotografer sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan flare.
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk melakukan penggantian lensa.
Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan yang mirip dengan apa yang diliat seekor burung yang sedang terbang.
Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan peran cahya matahari dalam pemotretan.
Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja pada saat pemotretan dan efek besar kecilnya diafragma.
Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut ‘base light’. Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama.
Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat).
Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang sama dengan memberikan kombinasi pencahayaan yang berbeda-beda pada suatu objek (disamping pengukuran pencahayan normal).
Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus atau minus) yang sudah terpasang pada pembidik kamera. Biasanya digunakan oleh fotografer berkacamata.

C

C : Continuous, Fungsinya menyatakan penggunaan bidikan gambar secara beruntun dengan kecepatan tertentu (biasanya 3 bingkai per detik).
Candid camera : foto atau potret yang dibuat dengan cara sembunyi-sembunyi.
CCD : Charge Couple Device, yaitu chip pengganti filmyang digunakan pada kamera digital untuk merekam gambar (citra)
Center of focus : pusat perhatian. Sering juga disebut center of interest atau focus of interest.
Center weight : pengukuran pencahayaan yang tertuju hanya pada 60 persen daerah tengah gambar (bidang) foto.
Coating : pemberian suatu lapisan tipis pada permukaan lensa. Berfungsi untuk menahan pantulan cahaya dan melindungi lensa dari berbagai bahaya jamur.
Cold tone : warna yang bernada dingin; berwarna biru kelabu dengan nada warna ringan.
Color balance : keseimbangan warna.
Continuous light : lampu kilat yang digunakan untuk memotret; cahayanya dapat menyala terus menerus(berulang-ulang).
Contrast : kontras. Secara umum kontras diartikan sebagai perbedaan gradasi,kecerahan, atau nada (warna) antara bidang gelap (shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang mencolok sekali pada objek.

D

Density : densitas atau kepekatan dalam fotografi. Semakin pekat suatu warna, semakin gelap dan berat warnanya.
Depth : kedalaman, yaitu efek dimensional yang timbul karena ada perbedaan ketajaman.
Diaphragm : diafragma, yaitu lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan.
Distortion : distorsi atau penyimpangan bentuk. Biasanya terjadi pada pemotrtan dengan lensa sudut lebar.

F

Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi pemotretan yang tidak memerlukan lampu kilat
Film : Media untuk merekam gambar.
Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai film. Pendeteksi berangka yang menunjukkan jumlah film yang sudah terpakai.
Film transparency : Slide warna atau color reversal film, yaitu film positif yang biasa digunakan untuk keperluan iklan, pers, dll.
Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan lain yang tembus cahaya) yang dipasang pada ujung tabung lensa.
Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki panjang fokus (titik api) tunggal, sudut pandangnya tetap.
Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang mampu menyediakan cahaya yang bisa dikendalikan.
Flash exposure compensation : Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu cara membuat alternatif pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan lampu kilat.
Focus ring : Titik api atau pertemuan berkas sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan.
FPS : singkatan dari frame persecond, yaitu satuan pengambilan gambar dalam gambar per detik.

G

GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma.

H

High angle : pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
High-Key photo : sebutan untuk suatu foto yang didominasi nuansa putih.
High light : bagian-bagian yang terang pada sebuah foto karena pantulan sinar.
Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk seperti sarang tawon.
Hot shoe : sepatu panas. terdapat pada bagian atas kamera, berfungsi untuk memasang lampu kilat elektronik.

I

Image : gambar yang terbentuk pada film atau pada tirai pengamat.
Incident light metering : Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang menerangi objek.
Infinity : jarak tak terhingga dengan tanda pada skala jarak.
Infrared : inframerah, yaitu sinar merah diluar spektrum.
ISO : singkatan dari international standart organization.

J

JIS : singkatan dari japan industrial standart, yaitu ukuran kepekaan film, seperti asa digunakan di Jepang.

L

Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata.
Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal.
Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya.
Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan.
Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.
Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari aslinya.
LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.

M

Macro : Makro, saran untuk pemotretan jarak dekat. Makro akan menghasilkan rekaman objek (pada film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1).
Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan untuk memotret objek berukuran kecil atau pemotretan jarak dekat (mendekatkan objek).
Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran asli objek.
Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan bentuk atau wajah objek.
Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan latar belakang yang agak dihindari.
Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori : center weight, evaluative/matrix dan spot
Metering center weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60 persen daerah tengah gambar
Metering matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu
Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
MF : singkatan dari manual focus, yaitu cara penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara manual.
Microphotography : yang menggunakan film berukuran kecil, dengan bantuan mikroskop.
Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut “unipod”

N

ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8 kali.
Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya sama dengan sudut pandang mata manusia.

O

Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai karena lensa berkualitas baik.
Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb)
Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga negative tampak hitam total.
Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis.

P

Polarizing Color Filter : Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
Polarizing Conversion Filter : Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B).
Polarizing Fider Filter : Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu.
Polarizing Circular Filter : Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter.
Polarizing Filter : Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap.
Pop Up Flash : Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.

R

Rana : Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
Rana Celah : Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera.
Rana Pusat : Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma.
Rembrandt Lighting : Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat.
Remote : Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.
Resolution : Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
Retouch : Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.
Reverse Adapter : Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek.

S

Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.
Self Adjusting : Penyesuaian (diri).
Self Timer : Penangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan.
Sepia Toner : Pewarna coklat/sawo.
Sequence : Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
Sharpness : Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik.
Side Lighting : Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri – 90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera.
Single Lens Reflect : Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma.
Single Point Reading : Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.
Slave Unit : Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.
Small Format Camera : Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan.
Snapshoot : Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu.
Snoot : Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio.
Soft Focus Len : Lensa yang berdaya lukis lembut.
Sonar Autofocus : Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar – dari kamera ke objek kembali ke kamera.
Special Effect : Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.
Spectrum : Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.
Speedlight : Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.
Speedo Solarisasi : Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).
Stereo Camera : Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus.
Still Life : Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
Subtractive : Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.
Super Wide Lens : Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll.

T

Table-Stand : Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.
Texture : Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan, merupakan elemen seni visual yang sangat penting karena mampu memberi kesan “rasa” seperti halus, kasar, mengkilat, dll.
Tele Converter : Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang.
Tele Lens : Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek.
Test Strip : Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya.
Tilt Head : Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya yang keluar dari lampu-kilat.
Timer Switch : Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.
Top Light : Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto.
Transparan :Tembus pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.
Translusen : Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.
Transparancy : Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.
Tripod : Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas).
Tripod Socket : Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.
Through the Lens Metering : Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering).
Tungsten Film : Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.
Twin Lens Reflex : Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa.

V

Vario Focal Lens : Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser.
Vario Lens : Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah.
Vertical Grip : Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
View Camera : Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam.
View Finder : Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.

W

Waist Level Finder : Pembidik sebatas pinggang.
Warm Tone : Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
Watt/ Second (W/S) : Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN.
Wide Angle Lens : Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang.
Wide Shoot : Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen.
Wireless TTL : Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
Worm Eye : Pandangan cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah.

Z

Zone System : Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
Zoom Lens : Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi.
Zoom Blur : Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
Zooming Ring : Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.

Lebih Professional dengan Mini Studio

Di Era dunia digital yang semakin lebih canggih menuntut sebuah produk tampil dengan bagus dan cantik, Portable Mini Studio akan membuat produk tampil lebih bagus dan rapih, Berikut gambar tampilannya :

Portable Mini Studio

Berikut kelengkapan yang ada didalam package nya :

  • 2 Lampu 50 watt
  • 2 Stand
  • 1 Tripod Mini Kamera
  • 1 Tas
  • Mini Studio / Kain Diffuser (Ukuran 40×40)
  • 4 Pilihan Kain untuk Background

Nah dengan Mini Studio Portable ini sangat cocok untuk foto produk di lengkapi dengan 4 warna background yang juga bisa di bawa dengan mudah kemana saja. Cek Produk yang di banderol dengan harga Rp. 675.000,- di Web Toko Online kami Digitalpoins.com

Semoga Bermanfaat.

Spesifikasi Sony NEX-7n

Dalam portofolio seri NEX milik Sony, NEX-7 memiliki banderol harga tertinggi. Dan jika rumor berikut benar, maka seri tersebut akan mendapat ‘saudara’ baru yang diberi nama Sony NEX-7n.

Rumor yang disembulkan oleh situs Sony Alpha Rumor menyebutkan bahwa Sony akan mengeluarkan model ini di bulan April nanti. Belum diketahui berapa bocoran harganya, namun dipercaya tidak akan jauh berbeda dengan Sony NEX-7 saat ia pertama kali dirilis.

SAR mengklaim mereka menggali informasi dari sumber yang terpercaya. Ketersediannya sendiri akan dilakukan di bulan selanjutnya, yakni Mei

Bagaimana dengan spesifikasinya?

NEX-7n diramalkan memboyong sensor APS-C 24MP namun dengan peningkatan di rentang dinamisnya. Kamera ini juga diyakini akan menampilkan Electronic Viewfinder (EVF) 3,8 juta titik.

Display LCD berlayar sentuh menjadi penawaran selanjutnya, selain hybrid AF serta kemampuan WiFi. Untuk sektor desain milik NEX-7n, sepertinya konsumen hanya akan melihat sedikit saja perbedaan di bodinya dibanding sang ‘kakak’.