Fotografer pemula Camera DSLR Canon EOS 400D

Setelah melakukan berbagai pertimbangan – pertimbangan dan menambah wawasan dari berbagai forum serta blog – blog fotografi, akhirnya saya membulatkan tekad membeli sebuah camera DSLR Canon EOS 400D.

Camera kelas entry level ( istilah kerenya dari newbie ) ini dijual seharga Rp 5.500.000,- dengan KIT lensa 18-55 mm. Awalnya saya melakukan berbagai pertimbangan dalam memilih kamera ini seperti :

1. Kemudahan penggunaan

2. Hasil

4. AF Point

5. Resolution

6. Harga

Dan ternyata pertimbangan no 6 lah yang dominan mengisi 80% dari keputusan saya membeli camera ini :D

Uniknya camera ini ada dua tipe, Rebel dan Kiss X, saat saya tanyakan ke penjualnya harga yang berbeda tetapi produknya sama, yang membedakan adalah pasarnya. Untuk pasar amerika camera ini dipakaikan merek Rebel sedangkan pasar Jepang dan Asia digunakan merek Kiss X.

Mungkin siapa pun bila disodorkan dua tawaran ini, tentunya memilih produk yang lebih murah karena barangnya sama cuma beda cap, saya pun memilih Canon 400D Kiss X.

Saat Camera saya terima dari tukang ekspedisi, langkah pertama yang saya lakukan adalah membuat kopi, membeli sebungkus rokok kretek, dan menyiapkan camilan karena saya pikir, sebagai fotografer pemula harus belajar banyak tentang camera yang baru saya beli.

Alih – alih ingin RTMF ( read the fucking manual ) untuk menguasai cara menggunakan camera, saya jadi tersenyum kecut saat semua manual saya terima tulisannya huruf kanji semua.

Akhirnya camera ini mulai saya pakai dengan metode coba tanya, coba dulu lalu ambil handphone dan tanya teman yang tau seluk beluk camera ini.

Sampai saat ini saya baru memahami beberapa setting camera ini seperti

– gambar kota hijau untuk Full Auto

– dibawah gambar hijau ada Setting Potrait, Landscape, yang lain belum saya pahami

– diatas gambar kotak hijau ada setting TV ( Time Value ), AV ( Apperture Value ) yang lain juga belum dipahami.

Saat ini setting yang paling sering saya pakai ada Full Auto karena belum memahami setting yang lain. Terkadang saya juga menggunakan setting Potrait kalau mau memoto orang dan Landscape untuk memoto pemandangan.

Semoga ada rekan – rekan yang memiliki manual book camera ini dalam bahasa inggris yang rela berbagi dengan saya.

Memfoto Candid Ada 8 Cara Menarik

Sejumlah orang, memotret candid adalah kegiatan yang menyenangkan. Foto yang dihasilkan terlihat lebih natural dan ada kepuasan tersendiri saat mendapatkan momentum atau ekspresi orang yang pas dan menarik.

Mungkin dari Anda sudah kerap melakukan foto candid ini, baik dengan menggunakan kamera ponsel maupun kamera ‘serius’. Nah, bagi yang belum terbiasa, berikut disajikan sejumlah tips memperoleh foto candid yang ciamik, seperti dilansir dari ExpertPhotography

  •  Selalu Bawa Kamera

Jika ingin menyingkirkan rasa takut atau ragu-ragu dalam mengambil foto candid, biasakan untuk sesering mungkin membawa kamera Anda kapanpun dan di manapun. Anda akan terlatih untuk tidak canggung lagi memotret candid.

  • Gunakan Lensa Tele

Memakai lensa telephoto adalah cara paling mumpuni untuk membuat kehadiran Anda tidak disadari. Anda bisa berdiri sangat jauh dari subyek namun masih bisa mendapatkan foto close up.

  •  Jangan Pakai Flash

Aturan pertama, tentu saja hindari pengunaan flash. Sebagai gantinya, cobalah untuk melebarkan aperture dan menggenjot ISO. Hal ini akan membantu Anda dalam pengambilan foto yang baik meski dalam kondisi low-light.

  • Tambahkan Konteks

Tanpa konteks, foto akan terasa ‘datar’. Sebaiknya, posisikan subyek di kiri atau kanan frame guna menunjukkan lokasi mereka berada atau apa sedang mereka lakukan.

  • Gunakan Mode Burst

Gerakan manusia terkadang susah diprediksi dan Anda kerapkali hanya mendapat satu kesempatan bagus. Jadi, bidiklah sebanyak mungkin dengan bantuan mode burst. Anda akan terkejut melihat hasilnya karena siapa tahu dari foto-foto ini ada satu foto atau lebih yang stand out dan bisa membuat Anda tersenyum puas.

  • Sigap dengan Momen yang Pas

Menangkap gambar orang dalam momen yang pas akan memberikan hasil terbaik. Anda harus bisa sigap ketika menjumpai momentum ini. Tangkap emosi yang dilakukan si subyek yang tengah tertawa, menangis, nyengir, atau apapun.

  • Bersabarlah

Kesabaran adalah poin penting untuk mendapatkan foto yang bagus. Bersabarlah untuk mendapatkan senyuman yang sempurna, atau bersabarlah saat menunggu subyek menghadap Anda.

  • Bergeraklah dan Cari Posisi yang Tepat

Saat Anda memotret orang secara candid, Anda tidak bisa seenaknya meminta mereka berpose atau berpindah untuk sebuah komposisi yang diinginkan.

Jadi upayakan mendapatkan foto natural dengan kompisisi ciamik tanpa harus berkomunikasi denga subyek. Caranya? Anda harus berpindah dan mencari posisi yang tepat di sekitar subyek. Lagipula, deretan foto yang diambil dari posisi itu-itu saja akan tampak membosankan.

Cara Mengambil Foto untuk Cetak Kanvas

Foto yang digunakan untuk cetak foto kanvas bukanlah sembarangan foto. Dikarenakan kanvas memiliki ukuran yang lebih besar sehingga tidak semua foto yang dijepret bisa dijadikan foto kanvas. Hal pertama yang harus diketahui adalah kamera. Disarankan, Anda minimal menggunakan kamera 10 megapixel. Tentu lebih tinggi, lebih baik lagi soalnya ketika gambar yang akan dicetak emang sudah bagus maka hasil cetaknya juga akan bagus.

Beberapa kiat untuk mendapatkan foto yang pas untuk cetak foto kanvas:

pegang kamera

  1. Jangan lupa mensetting ukuran foto hingga maksimal pada kamera Anda.
  2. Pastikan objek yang akan diambil fotonya memang terang alias dikelilingi sinar agar hasil jadinya tidak buram.
  3. Ada baiknya, Anda mensetting ISO secara manual agar Anda bisa mensetting setinggi mungkin (ISO 100 200).
  4. Pastikan saat pengambilan gambar tidak ada guncangan jadi pastikan tempat Anda berdiri tidak akan menghalangi orang lain.
  5. Gunakan tripod agar kamera tidak goyang saat pengambilan gambar. Jika tidak ada tripod, Anda bisa bersandar pada dinding atau pohon.
  6. Tidak ada tempat bersandar dan tidak ada tripod, bukan masalah. Anda hanya perlu mendekatkan kamera dengan tubuh Anda dengan tangan kanan memengan body kamera dan tangan kiri menyangga di bagian bawah lensa. Siku tangan kiri harus menekan ke dalam perut sisi kiri sebisa mungkin. Hal ini meminimalkan goyongan dari tangan ke kamera. Ingat! bila kamera goyang, gambar yang dihasilkan akan jelek dan hasil cetak foto kanvas pun akan jelek.
  7. Disarankan ketika Anda akan menekan dan melepas tombol shutter, Anda menahan napas Anda. Ketika bernapas, bagian badan atas akan bergerak secara otomatis. Ini trik yang biasa digunakan untuk meminimalis goyangan pada kamera saat pengambilan gambar.
  8. Perpendek waktu pengambilan foto dengan cara mengurangi shutter lag. Dengan pengurangan shutter lag akan membantu memperkecil goncangan pada kamera.
  9. Jika kamera Anda dilengkapi dengan viewfinder, disarankan Anda menggunakannya daripada LCD screen ketika pengambilan gambar. Karena jika menggunakan LCD screen, Anda tidak bisa mendekatkan kamera ke tubuh dan tida bisa menggunakan cara no 6.
  10. Format gambar yang bisa digunakan adalah PNG, TIFF, RAW atau PSD. Format ini bagus digunakan untuk cetak foto kanvas karena format gambar PNG, TIFF, RAW atau PSD tidak akan merusak kontras warna pada foto.

Trik dan Tips Merawat Kartu Memori Kamera

Pada dasarnya perawatan memory card harus sama dengan gimana cara merawat kamera dan gimana agar memory tetap berpotensi menghilangkan data di dalamnya.

Membagi tips tentang bagaimana cara merawat kartu memori agar tetap bekerja dengan baik.

1. Jangan panik bila kartu terkena air

Jangan panik, demikian wanti-wanti dari Lexar saat kartu tersiram air. Biarkan saja dulu hingga kering dan setelah itu, pakai card reader untuk memindahkan foto.

2. Lakukan format

Format kartu memori secara periodik. Tentu saja, lakukan hal ini setelah memindahkan semua foto di dalamnya. Memformat kamera juga disarankan saat memakai memory card di kamera yang berbeda.

3. Update kartu memori

Meski usia kartu memori telah mendapat peningkatan dari waktu ke waktu, namun disarankan bagi pengguna untuk tetap mengupdate kartunya.

4. Pindahkan kartu dengan aman

Setelah mengupload foto ke kamera dari kartu, pastikan mengikuti proses yang aman sebelum mencabutnya dari card reader. Bagi pengguna Windows, gunakan opsi safely remove hardware’ atau ‘eject’ bagi penggguna OSX.

Jangan matikan kamera saat piranti Anda melakukan buffering image karena ini bisa mengakibatkan foto hilang. Hal ini juga berlaku saat mentransfer image melalui reader. Jangan mematikan komputer atau memindahkan kartu saat lampu di reader masih menyala.

5. Pilih card reader yang mumpuni

Saat mentransfer foto dari kartu memori ke komputer, banyak yang langsung menghubungkan kamera ke komputer. Hal ini dinilai kurang efisien dan menguras baterai kamera.

6. Perhatikan Kapasitas

Perhatikan kapasitas kartu memori. Jangan memaksakan untuk memenuhi kartu memori Anda. Akan lebih baik juga jika memiliki kartu memori cadangan alias tidak mengandalkan satu kartu saja.

 7. Gunakan software penolong

Pernah tak sengaja mendelete file? Jangan khawatir sebab sudah banyak software yang bisa membantu Anda untuk mengembalikan foto yang terhapus.

8. Perhatikan lampu indikator

Perhatikan lampu yang ada di kamera terutama setelah memakai mode burst atau continuous shooting. Ketika mengambil banyak gambar, kamera membutuhkan waktu untuk menuliskan data ke dalam memory card.